Intersection On My Life

by - November 21, 2017

https://nl.pinterest.com/pin/99219998024764188/
It’s been a while ..

Rasanya udah lama banget aku nggak menuliskan sesuatu, karena biasanya aku akan menuliskan rasa sedih, sakit dan marahku dengan lebih mudah, hehe. Bukan! Itu bukan berarti aku sedang merasa sangat baik dan tenang akhir-akhir ini, justru banyak hal yang terjadi dengan hebatnya dan tak terduga.

Yang jelas sih, tahun ini sangat memberiku banyak sekali pelajaran.

Terlepas dari akhir tahun lalu yang sangat menyedihkan, awal tahun ini Tuhan memberiku kesempatan besar untuk dapat dicintai lagi oleh seorang yang sudah pernah kutuliskan sebelumnya. Tahun ini juga menjadi akhir semesterku.

Masih teringat bagaimana tangis yang kuluapkan sore itu (tahun lalu), kepalaku rasanya sangat lelah untuk berpikir dan sekaligus bingung harus bagaimana. Seorang berusaha menenangkan tapi justru membuat aku semakin sedih karena merasa tidak dipahami dan sebagainya (belakangan aku tau aku seperti itu saat tertekan, bukan salah sipapun tapi aku yang selalu mencari pembenaran, dan mencari pahlawan lain).
Selanjutnya suara menenangkan, seolah aku bercerita pada Ibuku (tapi dulu, sekarang aku sering diam karena beliau jadi lebih khawatir tiap kali tau hal rumit terjadi padaku), membuatku terlihat bodoh kenapa aku menangis saat itu.


--


Tahun berganti, perjuangan akhir semester terasa biasa saja menurutku, sampai akhirnya ada masalah yang terjadi lagi. Jauh lebih buruk!! Aku tau disana Tuhan menegurku, banyak salah yang sudah pasti kubuat, sangat banyak dan besar. Aku paham, aku terima.
Tapi di saat itu juga aku mengenali orang-orang yang sungguh peduli padaku. Aku tahu betul how am I supposed to treat and respect them, meskipun aku belum bisa melakukan banyak hal yang berarti untuk mereka.
Basically it is because I couldn’t tell about my problem to everyone, but I believe it is not an accident to let some of them knew about it. How the time was and how they treated me bener-bener suatu kuasa yang akan selalu aku ingat dan syukuri.
(It is not dramatic, I know setiap orang akan menemui masalah dalam masa ini, but trust me it is not that usual).

--

28 Juli 2107.
Hari itu aku serahkan kepada-Nya.
Hari yang sangat singkat rasanya.
Tapi rasa syukur tak hentinya kupanjatkan.

--

Bulan berlalu, sampai akhirnya aku harus mengucapkan pesan perpisahan.
Saat-saat itu adalah saat where I kneel down for a help from him, thinking about his hug will recover me soon, but then he gotta leave sebelum sempat melakukan apapun!!
Di sana barely I though I did something wrong (pasti, lagi dan lagi), incase I gotta earn this fear.


--


Time flies~
Banyak sekali teguran Tuhan padaku, sampai aku sadar akan sesuatu, aku dulu jahat tapi sungguh tak sejahat ini, aku dulu banyak beralasan tapi tak selicik ini. Aku takut pada diriku sendiri, how to get back or much better instead??
Aku melupakan hal-hal buruk yang pernah kulakukan sebelumnya, karena aku terlalu sibuk dan bahagia akan sesuatu, tapi akhir-akhir ini aku dapat mengingatnya dengan sangat jelas tanpa kuingin.
Sekarang aku juga sering ingat akan sepenggal dialog di suatu malam, “Kamu milih ninggal atau ditinggal?” I asked him suddently. “Aku milih ditinggal, karena aku nggak mau meninggalkan,” jawabnya (trust me dalam dialog ala ala~ gini dia sering banget misunderstanding, sedih deh). “Aku nggak suka ditinggal, rasanya nggak enak, mending aku aja yang ninggal,” jawabku (ya aku kira dia nyambung maksud pertanyaanku, padaal aku kira dia akan tanya dulu apa maksudku).
Kira- kira begitulah dialog yang aku ingat, sampai akhirnya aku jelaskan maksudku adalah kematian, bukan meninggalkan pasangan HaHa.
Iya!! Jadi aku memikirkan hal itu berulang-ulang akhir-akhir ini. There are so much possibilities, I always wonder apakah aku sudah diampuni atas kesalahan-kesalahan yang aku ingat dan yang sulit kuingat kembali, hingga begitu sombongnya aku ingin pergi lebih dulu? I start to think over and over on my bed every night, aku masih bangun nggak ya besok? How if this is my last year? Just like a movie, there are so much to struggle for when it is coming to an end.


I cannot be sure, but aku sungguh bersyukur atas semua kesempatan ini. One of them is being loved by him. I must be did something so much great then God let us together this way. I may broke the promise or someway but, behind the madness and careless days I feel so blessed and lucky.
At this happiness, I gotta do everything wisely (jangan sampai aku lupa lagi akan besarnya kasih Tuhan padaku), seperti menghargai waktuku mengingat semua salahku dan bersyukur atas hal baik yang selalu diberi Tuhan (that actually always makes me wonder, who am I? Do I deserve this sweet things for all my mistakes?).

--

It is not easy now to face it without him around, but this way I could respect him more. It is totally not the same as before, I always thought it would be as easy as I experienced, but totally NOT.
It brings me up and down even selang beberapa menit aja~
It torture me and teach me at once.
Force me to push my pride away, understand more, think positive, forgive and forget and much more and more.

It is so much tiring but yet so challenging.


Life will build you up and tear you down, cause life is everyone first experience.

I life once and it is such an honor to know (and always live my life with, I hope) him.



You May Also Like

0 comments