Book #3 Bread For Friends

by - March 24, 2019

Another weekend ya tiba-tiba.
Gimana kabarnya whislist kalian? Plan seminggu ini udah pada dikerjain belum? Seenggaknya santai dulu lah, take a break weekend ini. Bisa banget bersih-bersih kamar yang udah sesak barang nggak penting. Menata ulang ruang juga boleh, to get a fresh look and smell bisa ganti pengharum ruang dengan aroma buah hehe. .
Anyway, kerjaan yang numpuk atau tugas yang nggak habis-habis disisihin dulu bisa, set your soul free a bit. Coba deh tonton Rowan Atkinson atau andalan Disney, semacam Toy Story dan Ratatouille.

Gimana kabarnya keluarga? Masih sering ketemu dan cerita bareng? Masih sering telpon nggak yang lagi lama nggak bisa pulang?

Well, sebagian akan ngerasa waktu berjalan lama banget, as we are in school. Setuju nggak kalau waktu memang paling lambat di masa-masa sekolah? Tapi saat lulus, waktu berlari begitu cepatnya. Kuliah rasanya seperti hanya beberapa hari. Setuju juga nggak, untuk ngerasain tujuh belas tahun yang katanya sweet lama banget datengnya, namun setelah dua puluh tahun tiba-tiba beberapa hari lagi sudah tiga puluh tahun? Haha. .
Waktu benar-benar seperti angin, berlalu begitu aja.

Eh ini masih opening kenapa jadi kemana-mana, haha. Jadi sebenarnya di postingan kali ini ingin sharing tentang buku gemas yang menurutku aku early bacanya hehe. Why is that? Soalnya emang ini jadi kerasa lebih pas aja saat dibaca sekarang. Iya sudah tua sedikit sekarang. Dan banyak masalah yang dihadapi. So here are my impression about this book.
Judul
Judul buku yang akan aku bahas kali ini adalah Bred for Friends. Bukan tentang resep roti ya hehe. ini lebih tentang how is your slice of life. Well it is cute enough untuk memilih judulnya sedemikian rupa. Penulis seolah ingin kita mencicipi rotinya. He wants to share some advice tampa menggurui, jadi diumpamakan sebagi roti (?)

Cover 
Nah ini, covernya lucu sekali, sangat manis, seperti yang kalian bisa lihat. Benar-benar seperti buku resep ya hehe. Design yang dipilih penulis termasuk warm dan membuat  kita ingin membacanya meskipun buku ini sedikit serius. Bukan buku teenlit untuk ditangisi. Oh iya more over you'll get surprised karena roti ini benar-benar terdiri dari beberapa slices yang berisi banyak wisdom sentences. Kalian dapat mengambil slice roti teratas untuk membaca banyak kalimat motivasi hingga lapisan roti terbawah. A little bit childish but good enough hehe.
Isi
Tidak ada penokohan di buku Lintong Simaremare ini, hanya cuilan cerita-cerita sederhana yang membuka pintu persepsi baru di otak kita. Bukan cerita-cerita mengguri dan brain washing, it is just like meeting a friend to have a talk. It is totally like enjoying tea with your favorite bread lalu ditengah gigitan kalian menyadari banyak hal yang dapat disimpulkan dari berbagai masalah yang sedang kalian hadapi. Penulis juga tidak menyuguhkan case yang overdramatic, you will definitely relate into it. 

Penulis
Penulisnya adalah Lintong Simaremare, beliau adalah seorang praktisi public relations di salah satu corporate di Indonesia. Beliau juga aktif dalam forum sebagai pengisi seminar bisnis dan seputar PR. So, yeah you really get a right advice from a right person.  

Pembelian 
Saat itu aku mendapatkan buku ini dari Gramedia. Diterbitkan JB Publisher, saat itu harnganya juga masih affordable untuk buku motivasi yang lumayan tebal halamannya. Sekarang mungkin dapat membelinya di toko buku bekas terdekat atau di platform online shopping (well maybe there is somebody would declutter their books). 

I am not really recommend this book untuk pecinta novel teenlit atau novel import dengan penokohan tegas, it is like reading kutipan yang tertuang dalam penggalan kisah. So, buat yang weekend ini leyeh-leyeh setelah melalui crowded weekdays behind atau akan mengunjungi dokter gigi dengan antrian yang panjang, buku ini cocok untuk kalian baca.
Semoga minggu depan berjalan lebih menyenangkan ya!!

You May Also Like

0 comments